PENTINGNYA SIFAT QANA’AH
Drama Tentang Sifat Qana’ah
Pendidikan Agama Islam
Tokoh:
-
Dewi
Tri Lestari, sebagai “ Mbo Marni, Ibunya Fatin dan Utin “
-
Dinda
Mariyanti, sebagai “ Fatin “
-
Fitri
Rengganis, sebagai “ Morgan “
-
Geri
Gumilang, sebagai “ Fernando “
-
Kelvin
Villian, sebagai “ Narji, Turunan ke7 Pengusaha Batu Batre “
-
Leila
Hanifah, sebagai “ Utin “
-
Malik
Abdullah, sebagai “ Mbah Dukun “
-
Tika
Wijayanty, sebagai “ Narator “
Di
ujung sana, hiduplah 2 anak kembar bernama Fatin dan Utin, dengan kehidupan yg
sangat sederhana dan sangat berkecukupan, tampak 2 anak perempuan ini sangat
kurang akur, sifat Utin yang mau menang sendiri dan selalu tidak bersyukur dan
tidak menerima keadaan membuat Utin dan Fatin sulit berdamai. Fatin, anak ini memang
berbeda dengan kakaknya, dia baik hati, alim, rajin, tidak sombong, dan rajin
menabung.
Kisah
kita mulai dari sini,
Mbo
Marni adalah seorang janda yang awet muda yg hanya bekerja sebagai tukang cuci
di rumah-rumah tetangga, memiliki 2 anak yaitu Fatin dan Utin, beberapa hari
ini beliau sedang sakit keras, beliau tidak bisa mengerjakan pekerjaan apapun
dan hanya bisa berbaring lemas di tempat tidur, beliau hanya bisa mengandalkan
kedua anaknya.
Mbo Marni:” Fatin.. Utin.. (batuk2)”
Fatin:” iya ibu, wothepen?”
Mbo Marni:” mana kakakmu? Maaf ibu belum bisa menyiapkan makan
siang”
Fatin:” teh Utin sedang pergi keluar bu, gpp, biar Fatin sajah
yg mengerjakan”
Mbo Marni:” kau memang selalu mengerti keadaan ibu nak”
Fatin
pun lekas pergi ke dapur, hanya saja saat dia akan memasak, semua bahan
masakan, beras, garam, gula, masako, terasi, dll telah habis, dia bingung apa
yg mau dimasak, akhirnya dia pergi dulu mencari kakaknya Utin untuk pulang.
Fatin:” itu kayak teh Utin, teh Utiinn..”
Utin
yg mendengar adiknya memanggil hanya acuh tak peduli
Utin:” siapa yah?”
Fatin:”astagfiruwlohaladzin kak, tak kenal tanda tak sayang”
Unit:” bocah!”
Fatin:”kak, ibu sedang sakit, ibu harus minum obat, sedangkan
obatnya harus diminum setelah makan, ibu mau makan apa kalo persediaan makanan
ajah kosong?!!”
Utin:” terus? Gue waw? Gitu? Halah paling Cuma sakit biasa ajah,
kasih minum, sendawa, terus langsung sembuh, gitu aja kok alay-_-“
Fatin:” yaudah terserah kakak aja, yg penting kakak jangan
pulang terlalu sore”
Utin:”oh”
Fatin
hanya bisa bersabar akan tanggapan kakaknya, dia memang sudah kebal menghadapi
hal ini, sudah biasa teracuhkan oleh sang kakak,Fatin pulang ke rumah, walaupun
dia bingung bgaimana nanti jika ditanya ibu. Di jalan Fatin bertemu dengan
Morgan.
Morgan:” bau-baunya udah mulai kecut-kecut gini nih”
Fatin:” dari pada waktumu hanya untuk menghina ku lebih baik
pergunakan waktumu untuk hal yg positif, aku sedang tidak mau berselisih,
permisi”
Morgan:” kenapa? Hah! Butuh duit? Nih ambil, ini gak seberapa
bagi gue”
Fatin:” astagfiruwloh Morgan, tidak baik seperti itu”
Morgan:” o! anak kampung, mau duit aja mesti munafik”
Fatin
murung, tidak kuat menahan perlakuan Morgan padanya, Fatinpun pergi berlari
ala-ala india meninggalkan Morgan, sesampainya di rumah Mbo Marni yg melihat
Fatin menangis langsung menghampiri.
Mbo Marni:” kamu kenapa nak?”
Fatin:” tidak bu, bukan apa-apa”
Utin:” akting kok depan orang tua, basi”
Mbo Marni:” Utin, jaga mulutmu (batuk2)”
Fatin:” udah bu udah, aku ngga apapa kok”
Utin:” lah emang, dia tuh Cuma cari muka doing bu, dasar anak
pungut”
Mbo Marni hanya bisa menggelengkan kepala
melihat anaknya yg satu ini, sore ini Mbo Marni kedatangan tamu yaitu seorang
pengusaha batu batre yg telah go international namanya Narji
Narji:” sampurasun”
Mbo Marni:” rampes, mmhh ada keperluan apa yah sampe2 orang
terhormat seperti bapak datang kesini?”
Narji:” ekhm, gausah manggil bapak, panggil aja Mas, mas Narji”
mbo Marni:”:3 iya dehh”
narji:” ini loh, saya mau ngasih sedikit, sebagai tanda
silaturahmi saya”
mbo Marni membuka amplop tersebut
mbo Marni:” masya allah, gak salah pak?, eh maksud saya MAS
NARJI”
narji:” iya itu buat kamu”
mbo Marni:” tapi mas Narji”
narji:” udaahh terima ajah, apa sih yg engga buat kamu”
tiba-tiba
Fatin datang
fatin:” maaf pak ibu saya tidak mau menerima uang dari bapak,
jadi mohon jgn paksa ibu saya, lagi pula hidup sederhana seperti ini bagi kami
sudah cukup”
narji:” bukannya ibu kamu sedang sakit, jadi ambil saja buat
biaya ke dokter”
Fatin:” tapi maaf, kami tidak bisa menerimanya, harusnya bapak
lebih tau umur, bpk kan sudah beristri 7, apa tidak malu bila terus merayu ibu
saya?”
Narji:” oke, tapi ingat saya tidak akan menolong bila kalian ada
masalah, sampe kalian sembah sujudpun saya tidak mau”
Tampaknya
Tuan Narji tidak terima dengan yang mereka perbuat, tuan Narji terlanjur sakit
hati dan memutuskan untuk tidak datang lagi, memang! Minggu-minggu ini tuan
narji sering datang ke rumah Mbo Marni
2
hari berlalu Mbo Marni masih sakit2tan sajah, Di dapur, terlihat Mbo Marni dan
anak2nya sedang makan.
Mbo Marni:” anak2ku, kita makan seadanya saja yah”
Fatin:” iya bu gpp”
Utin:” iuhh.. apa nih, udah kayak makanan bebek aja”
Mbo Marni;” nak! Kita sudah tidak punya apa2, terima apa adanya
saja lah”
Utinpun
langsung melempar piring di hadapan ibu dan adiknya …
Utin:” sori yah aku gamau disamain sama bebek”
Mbo Marni:” UTIN! (menyentak)”
Fatin:” sudah bu, nanti ibu sakit lagi”
Mbo
Marni menjadi sesak, sedangkan Utin tidak memperdulikan ibunya. Memang dasar si
Utin, selalu tidak mensyukuri apa yg telah Allah berikan, sedangkan diluar sana
masih banyak orang yg kelaparan.
Pagi
ini, Fatin akan pergi ke sekolah,saat hendak pulang di jalan dia berpapasan
dengan seorang lelaki bernama Fernando.
Fatin:” maaf kak gasengaja”
Fernando:” iya gpp, nama saya Fernando, panggilannya Jaja”
Fatin:” ohh nama saya Fatin, Fatin sidqia lubis, senang bertemu
denganmu”
Fernando:”(hanya tersenyum)”
Fatin:” oh, kakak sedang apa disini?”
Fernando:” ah jangan panggil aku kakak, panggil aja Jaja, aku
baru disini, km orang pertama yg menjadi temanku”
Fatin:” oh gituu, km tinggal dimana”
Fernando:” aku tinggal di Seoul”
Fatin:” seoul?”
Fernado:” SEOULokan maksudnya”
Fatin:” ohh, eh maaf aku harus pulang, ibuku sendiri di rumah”
Fernando:” oh iya tidak apa-apa”
Fatin:” asalamualaikum”
Fernando:” waalaikumsalam”
Sejak kejadian tadi pagi Fernando jadi sering
melamun dan tertawa sendirian, berbada lagi dengan Fatin, dia tidak merasakan
apa yg dirasa oleh Fernando, Fernando memang orang yg sangat WAW, tajir,
tampan, dan terkenal di sekolahan.
3 minggu berlalu, kehidupan semakin tidak
baik saja, Utin masih saja berwatak kurang baik, di jalan dekat pertigaan hutan
Amazon.
Morgan:” heh Utin, cewe kampungan yg so banget, ngapain lewat2
depan rumah gue”
Utin:”hidih, ini rumah lo? Pantesan, alabatan kandang embe”
Morgan:”hah! Gak kebalik tuh, bukannya rumah lu yg kayak kandang
embe”
Utin:” awas lu ya”
Morgan:” :P “
Utin
merasa kesal dan pergi meninggalkan Morgan sendirian, dengan sikapnya yg tidak
pernah mau mensyukuri hidup dia menjadi stress, tanpa berfikir panjang dia
pergi ke Dukun.
Utin:” sampurasun”
Mbah dukun:”rampes, ada apa kamu datang kesini?”
Utin:” begini Mbah, saya ingin menjadi orang kaya, cape hidup
seperti ini, serba kekurangan”
Mbah dukun:” HAHAHA bisa diaturr”
Mbah Dukun itu komat kamit, membaca mantra
untuk membuat Utin kaya raya.
Utin:” yakin? Dengan cara ini aku akan kaya raya?”
Mbah dukun:” kenapa? Kamu tidak mempercayai saya?”
Utin:” Cuma 20% sih, kalo begitu terima kasih mbah”
Mbah dukun:” heh heh heh, wani piroo!”
Nampaknya Utin meragukan kemampuan Mbah
Dukun, memang, kita hanya harus mempercayai dan meminta tolong hanya pada Allah
SWT. Bukan ke Dukun maupun Paranormal.
Tiba di rumah tanpa memberi salam Utin
langsung masuk ke kamar
Mbo Marni:” Utin, dari mana saja kamu?”
Fatin:” biar aku saja bu”
Fatin
menghampiri kakaknya ke kamar
Fatin;” teh Utin! Dari mana saja?”
Utin:”taman sampurna”
Fatin:”serius kak”
Utin:”masalah?”
Fatin:” kak, lain kali kalo lewat depan ibu beri salam”
Utin:”oh”
Fatin:”aku hanya menasehati kak, tidak lebih”
Utin
hanya terdiam membisu dengan tatapan kosong,Fatin keluar meninggalkan kakanya.
Tiba-tiba
sesosok laki-laki datang ke rumahnya
Fernando:”asalamualaikum”
Fatin:” waalaikum salam, eh Jaja ada apa?”
Fernando:” ini, buku kamu terjatuh kemarin”
Fatin:” oh makasih, tapi kenapa kamu tau rumah aku?”
Fernado:” oh itu, tadi aku melihat orang yg mirip dengan mu
keluar dari perdukunan, terus aku ikutin ajah”
Fatin:” itu kayaknya kakak aku deh, kita kan kembar identik,
tapi ngapain the Utin ke tukang dukun”
Fernando:” gatau sih,
yaudah aku pulang dulu, asalamualaikum”
Fatin:” waalaikum salam”
Mendengar
pengakuan dari Fernando dalam nama lain Jaja, Fatin cemas dan langsung memberi
tahukannya pada ibu, betapa kagetnya ibu mendengar Fatin berbicara seperti itu,
ibu dan Fatin langsung menghampiri Utin di kamar, tapi saat itu Utin telah melarikan
diri lewat jendela kamar, tiba-tiba Morgan datang ke rumah Fatin membawa sebuah
surat dari RSU Subang, ibu dan Fatin langsung membaca surat tersebut, yg isinya
RSU SUBANG
Jln. Ciereng Blok B
Kab.Subang
Yg terhormat ibu dan bapak di
tempat,
Kami selaku pihak
rumah sakit memberi tahu bahwa putri ibu dan bapak
Yg bernama : Utin Sidqia Lubis
Berusia: 15 Tahun
Anak ke dua dari dua bersaudara
kembar
Telah tewas dalam peperangan
tawuran melauan seorang dukun palsu di daerah hutan Amozon, gigir Aceh darusalam,
Mohon maaf kami pihak RSU tidak
dapat menyelamatkan nyawa putri ibu dan bapak,
Sekian dari kami, mohon maaf apa
bila berita ini kurang berkenan di hati ibu dan bapak sekalian,
Wasalamualaikum wr.wb
Ttd
Dinas kesehatan
Aura
Kasih
Amanat
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
trims laeila km membantuku utk mengerjakan pr akqidah tp kls 8
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusizin copy boleh mbak ?
BalasHapus